Cara Budidaya / Ternak Burung Kenari


Sejarah Lele
Posted by Sukses Lele Sejati Saturday, February 4, 2012
Ikan lele adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar. Lele mudah dikenali karena tubuhnya yang lain; agak pipih, memanjang serta memiliki kumis yang panjang yang mencuat dari sekitar bagian mulutnya.
Lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin, namun habitat lele dapat kita jumpai pada sungai dengan air perlahan, rawa, telaga, dan lain-lain, bahkan lele dapat hidup pada air yang tercemar, misalnya air got-got dan selokan pembuangan. Ikan lele bersifat noktural, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam ikan lele memijah pada musim penghujan.
Lele dikembangbiakkan di Indonesia untuk konsumsi dan juga untuk menjaga kualitas air yang tercemar. Sering kali ikan lele ditaruh pada tempat-tempat yang tercemar karena bias menghilangkan kotoran-kotoran. Lele yang ditaruh pada tempat yang kotor harus diberok terlebih dahulu sebelum siap untuk di konsumsi. Diberok itu ialah dipelihara pada air yang mengalir selama beberapa hari dengan maksud untuk membersihkannya. Kadangkala lele juga ditaruh di sawah karena memakan hama-hama. Lele sering pula ditaruh di kolam-kolam atau tempat-tempat air tergenang lainnya untuk menanggulangi tumbuhnya jentik-jentik nyamuk. 
Ikan lele adalah ikan budidaya air tawar yang sangat popular. Produksi budidaya meningkat tajam tiap tahun. Selama lima tahun terakhir, antara lain karena luasnya pasar bagi lele. Ikan lele disukai konsumen karena berdaging lunak, sedikit tulang, tidak berduri dan murah, di sisi lain budidaya ikan lele relative tidak memerlukan banyak perawatan atau memiliki masa tunggu panen yang singkat.
Peluang budidaya lele masih terbuka lebar, budidaya ikan lele sudah ada dimana-mana karena memang banyak sekali peminatnya, namun tidak sedikit yang gulung tikar sebab harga pakan lele terus melambung. Harga pakan lele yang mahal tidak sebanding dengan hasil panen dan jirih payahnya. Akan tetapi bagi Peternak Ikan Lele Organik, mahalnya harga pakan tidak jadi masalah. Sebab mereka memang tidak menggunakan pakan yang mahal itu, tapi membuat pakan sendiri dari “ampas tahu”. Cara ini ternyata sangat baik untuk pertumbuhan ikan lele dan rasanya pun lebih gurih daripada ikan lele yang diberi pakan sentrat seperti pellet dan atau pur.
Cara ini sangat popular, dengan memberi pakan ikan lele secara organik, maka seakan ikan lele hidup di alam bebas, dimana hidupnyadari makanan bahan-bahan organik. Tentu ini sangat baik jika dibarengi dengan produksi pabrik tahu. Sebab bias menggunakan ampasnya sebagai pakan ikan lele, namun jika tidak ada dapat mencari di sekitar lingkungan produksi pengolah tahu. 
Hasil panen dari budidaya ikan lele secara organik dengan lele nonorganik sangatlah berbeda. Ikan lele organik hasilnya bias lebih panjang 20-35 cm. warnanya juga berbeda, ikan lele organik biasanya warnanya agak kemerah-merahan terutama di bagian sirip insang ikan lele nonorganik warnanya agak kehitam-hitaman.


Posted by Sukses Lele Sejati Tuesday, February 14, 2012
Manfaat ikan lele di mana di kupas dari segi kesehatan khususnya kejantanan alat reproduksi organ vital pria. Maka berikut beberapa manfaat dari ikan lele yang dapat saya jelaskan.

PERTAMA. Kandungan protein ikan Lele sangat tinggi, sekitar 20 persen. Ditambah lagi kandungan minyak takjenuhnya juga tinggi. Sehingga sangat mendukung metabolisme dalam tubuh

KEDUA. Daging ikan Lele bisa merangsang perkembangan otak anak.Karena Kandungan gizi daging ikan Lele sangat tinggi serta banyak mengandung vitamin A

KETIGA
. Lemak dalam daging ikan mengandung Poli asam Lemak Tidak Jenuh (PUFA) yang terdiri dari Omega-3 dan Omega-6.

KE EMPAT. Lemak Tidak Jenuh (PUFA) tidak disintesa tubuh, sehingga harus diperoleh dari makanan.

KE LIMA. Lemak Ikan Lele dapat menurunkan LDL (Low Density Lipid) Kolesterol dalam Plasma Darah

KE ENAM. Selain itu, kandungan lemaknya jauh lebih rendah dibandingkan daging sapi atau daging ayam.

KE TUJUHIkan Lele hanya mengandung lemak 2 gram saja.(per 100 gr) Ini jauh lebih rendah di bandingkan sapi 14 dan ayam 25.

Kelebihan : Mengandung Omega-3 dan Omega-6
Kekurangan: karena pengelolaannya yang kebanyakan masih konvensional terkadang ikan lele ini sering di istilahkan dengan ikan kelas pinggiran


Bagi Balita Dan Ibu Hamil

 Sukses Lele Sejati 
Kandungan Gizi Pada Ikan Lele

Mungkin nama ikan lele sudah tidak asing lagi bagi kita semua. Ikan lele dengan nama latinnya Clarias batrachurs, L dan nama perdagangan catfish sangat digemari oleh semua kalangan karna dagingnya yang sangat gurih dan lezat. Tak jarang hampir semua restoran atau di warung-warung menyediakan menu pecellele maupun lalapan lele. Selain dagingnya gurih ikan lele mempunyai keunggulan tak bersisik dan bisa bertahan hidup lebih lama sehingga mempermudah proses pengolahan.

Selain daging yang gurih ternyata daging lele terdapat banyak kandungan gizinya.berikut nilai gizi Lele 100 gram,bagian ikan yang dapat di makan dan ikan segar (FAO,1972)

no Macam zat gizi Bag. Ikan yang dapat dimakan Ikan segar utuh
  1. Kadar air (%) 78,5 47,1
  2. Sumber energy (cal.) 90 54
  3. Protein (gr) 18,7 11,2
  4. Lemak (gr) 1,1 0,7
  5. Kalsium (Ca) (mgr) 15 9
  6. Phosphor (P) (mgr) 260 156
  7. Zat besi (Fe) (mgr) 2 1,2
  8. Natrium (mgr) 150 90
  9. Thiamine (vit B1) (mgr) 0,10 0,06
  10. Riboflavin (vit B2) (mgr) 0,05 0,03
  11. Niacin (mgr) 2,0 1,2

Sehingga lele mengandung protein yang tinggi dan zat penguat tulang (kalsium) yang baik untuk makanananak balita. Selain itu lele juga mengandung mineral lain yang penting pula untuk kesehatan tubuh.

Kandungan Leusin

 Sukses Lele Sejati 
Keunggulan ikan lele dibandingkan dengan produk hewani lainnya adalah kaya akan Leusin dan Lisin. Leusin (C6H13NO2) merupakan asam amino esensial yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan anak-anakdan menjaga keseimbangan nitrogen. Leusin juga berguna untuk perombakan dan pembentukan protein otot (Wikipedia, 2008).

Lisin merupakan salah satu dari 9 asam amino esensial yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringnan. Lisin termasuk asam amino yang sangat penting dan dibutuhkan sekali dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Pasalnya, asam amino ini sangat berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan tulang pada anak, membantu penyerapan kalsium dan menjaga keseimbangan nitrogen dalam tubuh, dan memelihara masa tubuh anak agar tidak terlalu berlemak. Lisin juga dibutuhkan untuk menghasilkan antibody, hormone, enzim, dan pembentukan kolagen, disamping perbaikan jaringan. Tak kalah pentingnya, lisin bisa melindungi anak dari cold sore dan virus herpes.


Posted by Sukses Lele Sejati Thursday, March 15, 2012
Dalam usaha Budidaya lele ini, kami berusaha membuat ramuan organik yang berbahan dasar "Ampas Tahu" dengan tujuan agar lele dapat berkembang seperti di habitat aslinya yaitu memakan makanan yang berasal dari bahan organik sehingga ikan lele akan tumbuh sehat dan menghasilkan panenan yang lebih besar daripada ikan lele yang di beri pakan dari bahan nonorganik. Selain itu juga untuk menekan atau mengurangi biaya pengeluaran serta mengurangi menumpuknya limbah dari Ampas Tahu tersebut.
Berikut kami akan ulas dan beberkan teknik pembuatan pakan lele dari "Ampas Tahu". Sebelumnya persiapkan bahan-bahan seperti berikut:
  • Ampas Tahu
  • Prebiotik
  • Tetes
  • Temulawak
  • Ragi tape
  • Obat herbal/hormon
Sedangkan cara pembuatannya adalah sebagai berikut:
  • Siapkan tong plastik kemudian masukkan ampas tahu (1kg ), ragi tape (2 butir), dicampur jadi satu, lalu tong ditutup dengan plastik dengan rapat. diamkan selama 3 hari dan setiap 12 jam sekali dibuka dan diaduk
  • Setelah 3 hari, campur fregmentasi tadi (Ampas Tahu) dan ragi tape dengan prebiotik (2 tutup), temu lawak ( 5 sendok, cair), tetes (2 sendok), hormon (2 tutup/sendok). 
  • Diberikan lele kapasitas kolam 2000 bibit untuk 1 hari diberikan 4x (pagi, siang, sore, dan malam)
  • Catatan: Takaran diatas hanya diberikan lele umur 2 minggu, untuk umur 2 minggu berikutnya tambahkan 1kg lagi Ampas Tahu dan takaran bahan lainnya sesuai ketentuan di atas.
Demikian yang dapat kami beberkan mengenai cara pembuatan pakan organik dari Ampas Tahu, semoga dapat bermanfaat dan dijadikan sebagai referensi bagi para pengusaha lain yang membaca artikel ini.

"Mari kita berusaha menjadi yang terbaik untuk Negeri ini, dan jangan merasa yang paling baik. Be the BEST but Don't Feel the BEST " 

Penyebab Lele Stess Atau Kematian Ikan Lele

 Sukses Lele Sejati 
Dalam menjalankan suatu usaha, kita selalu berusaha mempersiapkan dan menjalankan segala sesuatunya denga maksimal sehingga diharapkan hasil yang diperoleh juga optimal. Termasuk juga dalam budidaya ikan lele, semua persiapan sarana dan prasarana serta persyaratan kondisi optimalnya kita sudah penuhi. Namun alangkah baiknya apabila dalam budidaya ikan lele tersebut kita juga mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab kematian ikan lele. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan kematian lele. Faktor-faktor tersebut bisa berasal dari internal (penyebab dari dalam) atau eksternal (penyebab dari luar).

Faktor penyebab kematian yang berasal dari internal adalah kondisi kesehatan lele. Lele yang kondisinya lemah akan mudah terserang penyakit. Faktor eksternal penyebab kematian lele di antaranya kondisi lingkungan media budidaya, perlakuan yang tidak sesuai dengan anjuran teknis atau faktor lainnya yang merupakan kelalaian pembudidaya. Upaya yang paling baik dilakukan adalah dengan melakukan manajemen media dan lingkungan secara baik, sesuai dengan standar yang dianjurkan. Berikut faktor-faktor penyebab kematian lele dan cara pencegahannya yang dapat dilakukan oleh pembudidaya yang kami ringkas dari beberapa referensi.

A. Penanganan yang kurang tepat

Penanganan yang salah / kurang tepat, seperti penerapan kaidah budidaya yang tidak sesuai (padat tebar terlalu tinggi, konstruksi kolam yang kurang baik/buruk atau penggunaan benih yang kualitasnya kurang baik) dapat mengakibatkan kondisi benih lemah, pertumbuhan lambat, bahkan tingkat kelangsungan hidup rendah yang menyebabkan banyak lele mati (mortalitas tinggi). Penanggulangannya, lakukan penanganan lele secara baik sesuai kaidah budidaya.

B. Terlambat Sortasi

Pertumbuhan benih lele pada setiap tahapan kegiatan dari kegiatan pembenihan, pendederan hingga pembesaran ternyata tidaklah sama. Kecepatan pertumbuhan masing-masing lele juga berbeda, pertumbuhan juga meliputi pertambahan bobot atau panjang lele. Pada umunya ada 3 kategori ukuran, yaitu besar, sedang dan kecil.

Keseragaman ukuran lele perlu diperhatikan berkaitan dengan sifat kanibalismenya yang cukup tinggi. Kanibalisme bisa terjadi jika ikan lele kurang pakan. Untuk menghindari hal tersebut, setiap 2 minggu sekali harus dilakukan sortasi atau pemisahan lele berdasarkan ukurannya. Sortasi dapat dilakukan menggunakan alat sortasi khusus berupa baskom sortasi. Baskom sortasi dipasaran tersedia dalam beberapa ukuran. Lele yang sudah disortasi sesuai ukuran dipelihara di suatu wadah atau bak pemeliharaan.

C. Tidak menggunakan probiotik

Kegiatan pembenihan lele di bak tembok atau terpal dilakukan dengan intensif dengan kepadatan tinggi. Efek yang ditimbulkan berupa penumpukan bahan-bahan organik di dasar bak atau kolam, baik berupa sisa pakan ataupun kotoran ikan itu sendiri. Jika dibiarkan menumpuk, akan menjadi racun bagi ikan lele dan dapat menimbulkan kematian. Bahan organik tersebut sifatnnya sulit terurai. Upaya yang dapat dilakukan adalah pemberian probiotik pada masa pemeliharaan. Probiotik berfungsi sebagai pengurai atau mengikat bahan-bahan yang tidak berguna atau yang dapat menimbulkan racun bagi ikan yang dipelihara. Bahan ini sudah banyak tersedia dipasaran.

D. Belum melakukan Vaksinasi

Selain probiotik ada juga vaksin yang berfungsi untuk meningkatkan kekebalan tubuh lele sehingga tidak mudah diserang penyakit. Contoh vaksin yang tersedia dipasaran adalah aeromonas. Masih banyak petani lele yang belum menggunakan probiotik dan vaksin bagi ternak lelenya disebabkab belum banyak yang mengenal manfaat dan cara penggunaanya.

E. Alat tangkap yang tidak sesuai

Kualitas lele salah satunya ditentukan oleh alat tangkap yang digunakan. Benih lele yang berukuran kecil tentunya memerlukan perlakuan khusus pada saat penangkapan dengan menggunakan alat khusus pula. Masih banyak pembudidaya menggunakan alat tangkap seadanya yang kasar sehingga benih mengalami gesekan dan menyebabkan luka pada saat pemanenan. Jika mengalami luka, benih ikan mudah terserang penyakit dan mengalami kematian. Solusinya gunakan alat tangkap yang sesuai dan halus sehingga tidak menggores tubuh benih lele.

F. Tidak diberok

Supaya benih lele yang dikirim selamat sampai di tempat tujuan, benih harus diberok atau dipuasakan terlebih dahulu satu hari sebelum pengiriman. Pemberokan dilakukan untuk mengeluarkan kotoran atau sisa-sisa pakan yang ada dalam tubuh lele. Hal tersebut bertujuan mengurangi terjadinya pengeluaran kotoran (feses) selama pengangkutan. Kotoran yang dikeluarkan selama pengangkutan akan menjadi ancaman bagi lele karena mengandung senyawa beracun. Hal ini masih banyak terjadi sehingga pada saat pengangkutan benih banyak terjadi kematian.

G. Ketidaksesuaian Waktu distribusi

Waktu pengiriman benih atau pendistribusian benih meupakan faktor penentu bagi kondisi kebugaran benih sampai dilokasi tujuan. Selain itu ketepatan waktu pengiriman dan waktu penerimaan benih juga berpengaruh besar terhadap kualitas benih. Waktu yang tepat untuk mengirim benih lele adalah pada saat suhu udara masih sejuk, yaitu pada pagi atau sore hari. Sementara itu, waktu yang tepat untuk menerima benih dan menebarnya di kolam budidaya juga pada saat suhu udara masih relatif rendah, yaitu pagi atau sore hari.

Pada kenyataannya yang terjadi masih banyak pembudidaya ikan melakukan pengangkutan benih ataupun ikan lele pada siang hari. Saat siang hari udara panas sehingga oksigen yang ada di dalam air mudah dilepaskan ke udara bebas, akibatnya ikan lele kekurangan oksigen dan dapat mengakibatkan kematian. Demikian juga apabila pendistribusian memerlukan waktu yang lama. Oksigen yang tersedia dalam air media pengiriman selama pengangkutan jumlahnnya tentu saja terbatas. Apabila pengiriman lele memerlukan waktu lebih dari 18 jam, air media perlu diganti dan oksigen baru harus ditambahkan ke dalam wadah kemasan lele.

Demikian hal-hal yang pada umumnya mengakibatkan kematian pada budidaya ikan lele ataupun pada saat pendistribusian ikan ataupun benih lele. Dengan memahami hal-hal tersebut, terjadinya kematian pada budidaya lele dapat di minimalisir.

"Mari kita berusaha menjadi yang terbaik untuk Negeri ini, dan jangan merasa yang paling baik. Be the BEST but Don't Feel the BEST 


Syarat Lokasi Ternak Lele

 Sukses Lele Sejati 
Memahami syarat Lokasi ternak lele merupakan langkah awal yang harus diperhatikan, ikan lele memang termasuk jenis ikan yang mempunyai toleransi yang cukup tinggi terhadap lingkungan, namun demikian bukan berarti kita boleh menganggap remeh masalah persyaratan lokasi ternak lele. Dengan mengetahui lebih jelas persyaratan apa saja yang harus dipenuhi, diharapkan para peternak lele mampu mengembangkan usahanya lebih optimal sehingga berhasil memenuhi target yang diharapkan, baik dalam segmen pembesaran maupun segmen pengadaan benih atau bibit lele, adapun beberapa syarat lokasi ternak atau budidaya lele yang harus diperhatikan adalah :

~ Memperhatikan jenis tanah, tanah yang baik untuk kolam lele adalah tanah yang berjenis lempung atau tanah liat, mengandung lumpur, tidak berporos dan memiliki kesuburan yang baik. Contoh lokasi yang cocok untuk ternak lele adalah persawahan, namun bisa juga membuat kolam lele di pekarangan rumah, di kebun atau di tempat lain yang tanahnya dapat memenuhi syarat lokasi ternak lele. Perlu diketahui, daerah yang baik untuk perkembangan dan pemeliharaan lele adalah dataran rendah hingga daerah yang memiliki ketinggian 700 m dpl. Lokasi ternak lele yang kita buat juga sebaiknya berdekatan dengan sumber air, perhatikan juga elevasi tanah antara permukaan kolam dan sumber air adalah 5-10 %, carilah lokasi yang jauh dari jalan raya, tempat yang teduh sangat baik untuk ikan lele, namun jangan menempatkan kolam lele di bawah pepohonan yang daunnya mudah berguguran serta hindari lokasi ternak lele yang rawan banjir. Di daerah yang memiliki suhu 200 C ikan lele bisa hidup, namun suhu optimal untuk lele antara 250-280C. Untuk pertumbuhan larva lele, suhu yang diperlukan adalah 260-300C dan suhu yang baik untuk proses pemijahan adalah 240-280C.

~ Lokasi yang memiliki kondisi air yang agak tenang dan memiliki kedalaman yang cukup juga merupakan salah satu syarat lokasi ternak lele yang harus diperhatikan, PH air yang baik untuk lele adalah 6,5-9, kesadahan maksimal 100 ppm dan optimal pada kisaran 50 ppm, tingkat kekeruhan (turbidity) 30-60 cm, kekeruhan yang dimaksud bukanlah kekeruhan lumpur. Kebutuhan oksigen optimal ikan lele dari 0,3 ppm untuk lele dewasa sampai jenuh untuk lele ukuran burayak, hal inilah yang membuat ikan lele dapat hidup meskipun dalam kondisi air yang keruh dan kurang baik serta kurang kadar oksigennya, selama air tersebut tidak tercemar oleh zat kimia atau zat yang mematikan lainnya. Permukaan air kolam juga harus dijaga, jangan sampai ditutupi oleh material-material yang merugikan seperti sampah atau tumbuhan eceng gondok.

Semoga sedikit informasi dari beberapa referensi diatas dapat menunjang dan memberikan manfaat bagi para pembaca khusus para peternak atau pembudidaya lele..

"Mari kita berusaha menjadi yang terbaik untuk Negeri ini, dan jangan merasa yang paling baik. Be the BEST but Don't Feel the BEST "


2 Cara Pembudidayaan Lele Organik

 Sukses Lele Sejati 
Ada beberapa kelebihan Ikan Lele Organik dan ikan lele non organik, terutama untuk menghemat biaya dan rasa, juga sangat bermanfaat untuk kesehatan. selain itu ada beberapa yang bisa kita bandingkan dalam segi keuntungan. Untuk jumlah dan berat ikan lele 1 ton yang siap untuk dikonsumsi, pakan yang dibutuhkan jika memakai pellet bisa mencapai 1 ton. Sedangkan jika menggunakan pakan organik Cuma membutuhkan 2.300 liter. Bobot ikan lele organik juga lebih berat dari non organik.

Untuk itu disini kami akan memberikan beberapa tehnik dan cara serta tahapan untuk Budidaya Lele Organik. ada beberapa tahapan.

Tahap pertama:
Dalam hal penaburan benih, ada beberapa yang harus diperhatikan, sebelum benih ditebarkan, campurkan terlebih dahulu air bersih kolam dengan kotoran sapi yang sudah dikomposing, setelah tercampur, barulah dilakukan proses penebaran benih.

Tahap Kedua:
Tahap ini dilakukan setelah ikan lele berumur 2 minggu. lakukan penyeleksian untuk memindahkan ikan lele yang berukuran 4-5 mm di kolam lain, setelah itu proses berlanjut ke 2 minggu kedepan hingga lele berukuran 10-20 mm. pencampuran makanan organik lele yang berasal dari ampas tahu yang difregmentasi dengan ramuan organik lainnya dan diberikan 4 kali dalam sehari yaitu pagi, siang, sore dan malam.

Tahap budidaya lele yang terakhir adalah masa pemanenan. Ikan Lele organik siap dipanen pada minggu kedelapan. Cara pemanenan lele organik sama halnya dengan pemanenan lele biasa alias tidak ada perlakuan khusus.

"Mari kita berusaha menjadi yang terbaik untuk Negeri ini, dan jangan merasa yang paling baik. 
Be the BEST but Don't Feel the BEST 



Sumber: Budi daya lele organik
url: http://sukseslelesejati.blogspot.co.id

Rabu, 11 April 2012

SEJARAH IKAN LELE

Ikan Lele adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar. Lele mudah dikenali karena tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang, serta memiliki kumis yang panjang di sekitar mulutnya

Habitat Ikan Lele 
Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Bahkan ikan lele bisa hidup pada air yang tercemar, misalkan di got-got dan selokan pembuangan.

Ikan lele bersifat nokturnal, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam, ikan lele memijah pada musim penghujan. Walaupun biasanya lele lebih kecil daripada gurami umumnya,namun ada beberapa jenis lele yang bisa mencapai panjang 1-1,5 m dan beratnya bisa mencapai lebih dari 2 kg,contohnya lele Wels dari Amerika.

Manfaat Ikan Lele

Banyak jenis lele yang merupakan ikan konsumsi yang disukai orang. Sebagian jenis lele telah dibiakkan orang, namun kebanyakan spesiesnya ditangkap dari populasi liar di alam. Lele dumbo yang populer sebagai ikan ternak, sebetulnya adalah jenis asing yang didatangkan (diintroduksi) dari Afrika.

Lele dikembangbiakkan di Indonesia untuk konsumsi dan juga untuk menjaga kualitas air yang tercemar. Seringkali lele ditaruh di tempat-tempat yang tercemar karena bisa menghilangkan kotoran-kotoran. Lele yang ditaruh di tempat-tempat yang kotor harus diberok terlebih dahulu sebelum siap untuk dikonsumsi. Diberok itu ialah maksudnya dipelihara pada air yang mengalir selama beberapa hari dengan maksud untuk membersihkannya.

Kadangkala lele juga ditaruh di sawah karena memakan hama-hama yang berada di sawah. Lele sering pula ditaruh di kolam-kolam atau tempat-tempat air tergenang lainnya untuk menanggulangi tumbuhnya jentik-jentik nyamuk.Lele adalah ikan budidaya air tawar yang sangat populer. Produksi budidaya meningkat tajam tiap tahun, selama lima tahun terakhir, antara lain karena luasnya pasar bagi lele. Lele disukai konsumen karena berdaging lunak, sedikit tulang, tidak berduri, dan murah. Dari sisi budidaya, lele relatif tidak memerlukan banyak perawatan dan memiliki masa tunggu panen yang singkat.


Selasa, 10 April 2012

TIFS MEMILIH PAKAN LELE YANG BAIK

1.       Pilih pakan yg memiliki komposisi protein yg tinggi ( disesuaikan dengan ukuran lele)
2.      Berikan ukuran pakan lele yg sesuai dengan ukuran lele ( semakin basar lele, makan ukuran milimeter butiran pakannya harus semakin besar)
3.      Untuk ukuran lele pembesaran, pilih pakan yg memiliki protein paling sedikit 28%
4.      Untuk memberatkan bobot ikan lele, gunakan pakan pelet tenggelam
5.      Perhatikan kadaluarsa pakan ikan yg anda beli
6.      Jangan simpan pakan lebih dari 3 bulan, karena ditakutkan akan berjamur
7.      Simpan pakan lele ditempat yg kering, tidak basah dan tidak lembab



Selasa, 10 April 2012

Industri hulu pembenihan lele, dibagi menjadi tiga spesifikasi. 
Pertama produsen burayak, yakni anak ikan ukuran di bawah 1 cm. Pada bagian ini, peternak akan melakukan pemijahan induk secara buatan, menetaskan telur di akuarium, kemudian membesarkan anak ikan dalam bak-bak pembesaran sampai mencapai ukuran sekitar 1 cm. Burayak ini selanjutnya akan dibesarkan dalam bak-bak berukuran lebih besar sampai mencapai ukuran kebul, yakni benih ikan berukuran antara 1 sd. 3 cm. Selanjutnya kebul akan dibesarkan lagi dalam kolam atau bak yang berukuran lebih besar lagi, hingga mencapai ukuran antara 3 sd 5 cm. yang disebut sebagai putihan. Saat ini putihan lele banyak yang berukuran 7,5 sd. 10 cm. Hingga pembesaran lele konsumsi bisa dipersingkat antara 1 sd. 3 bulan saja. Yang dimaksud sebagai bak pembesaran, bukanlah bak permanen dari batu bata dan semen atau beton. Bak tersebut hanya berupa batu bata yang ditata membujur sebagai dinding setinggi 50 cm, hingga membentuk segi empat dengan ukuran sesuai volume benih yang akan dibesarkan. Kadang-kadang dinding bak tersebut hanya berupa papan yang diperkuat kaso. Sebagai dasar bak, dihamparkan pasir yang kemudian diratakan serta dipadatkan. Bak darurat itu lalu dilapis plastik. 
Air yang digunakan hanyalah air sumur biasa, air dari kali atau sumber air lainnya. Peralatan yang sangat penting adalah pompa sedot yang dihubungkan dengan filter. Air dalam bak darurat itu harus bersirkulasi dengan bantuan pompa, masuk ke dalam filter untuk menyaring kotoran lalu dikembalikan ke dalam bak. Teknologi ini sudah biasa dipergunakan oleh penangkar benih ikan dalam menangani air akuarium. Juga digunakan dalam kolam-kolam taman di perumahan. Praktis, investasi bak demikian sangat murah. Nilai paling tinggi hanyalah pada plastik dan pompa. Satu petak bak ukuran 3 X 5 m. misalnya, hanya akan menghabiskan biaya  sekitar Rp 50.000,- apabila kita membangun minimal 5 petakan. Pompa berikut filternya sekitar Rp 250.000,- yang bisa digunakan untuk sirkulasi bagi 5 petak kolam tersebut. Hingga investasi tiap petaknya hanya sekitar Rp 100.000,- Komponen biaya paling tinggi dalam industri peternakan dan perikanan adalah pakan. Apabila peternak menggunakan pakan buatan dari toko, nilainya bisa mencapai 70% dari seluruh komponen biaya. Saat ini harga pakan buatan sudah sekitar Rp 2.500,- per kg. Karenanya, para peternak lele biasanya memilih menggunakan pakan ramuan sendiri hingga marjin yang diperoleh bisa lebih besar dibanding penggunaan pakan buatan pabrik.

Biasanya, para peternak akan meramu pakan yang terdiri dari dedak halus (bekatul) 20%, ampas tahu 20%, menir atau jagung giling 20%, dan ayam broiller mati yang dibeli borongan di peternakan ayam atau ikan rucah yang dibeli di TempatPelelangan Ikan (TPI) sebanyak 35%, tepung tapioka 5% dan vitamin C serta B Complex. Ayam broiller atau ikan tadi dibersihkan dan hanya diambil dagingnya. Tulang, jeroan serta kulit dibuang. Selanjutnya bahan-bahan itu digiling menggunakan gilingan daging manual. Hasilnya berupa adonan yang liat. Adonan dibentuk lempengan seperti pempek Palembang lalu dikukus sampai benar-benar masak. Tanda kemasakan adalah,apabila ditusuk, sudah tidak ada bagian yang berwarna keputih-putihan. Pakan ramuan sendiri inilah yang dijadikan menu sehari-hari lele tersebut. Baik yang masih berupa burayak, kebul, putihan maupun lele konsumsi. Bedanya, pada pakan burayak, komposisi protein hewaninya diperbesar menjadi 50% dengan ditambah kuning telur. Telur-telur ini pun merupakan telur afkir yang kondisinya masih bagus, yang dibeli di pengusaha penetasan telur ayam maupun itik. Dedak halus, ampas tahu dan menir atau jagungnya dikurangi hingga masing-masing tinggal 15%.
Pakan berupa "kue kukus" tersebut bisa tahan disimpan di kulkas sampai dengan 1 minggu. Hingga produksi pakan yang sangat merepotkan ini bisa dilakukan selang 1 minggu sekali, 3 hari sekali atau sesuai dengan kesempatan dan kebutuhan. Cara pemberian pakan cukup dengan ditaruh dalam tampah, nyiru atau nampan kayu dan dimasukkan ke dalam bak atau kolam. Tampah,  nyiru atau kotak kayu ini dibuat tiga susun. Tampah paling bawah berukuran paling besar, yang ditengah tanggung dan yang di atas paling kecil. Tiga tampah ini diikat kawat dengan jarak sekitar 15 cm. dan diberi gantungan untuk mengikatkannya di tiang pancang, hingga tampah paling atas hanya masuk ke dalam air sebatas 10 sd. 20 cm. Pakan hanya ditaruh pada tampah bagian atas. Tetapi karena lele itu akan makan secara berebutan, maka pakan akan berhamburan dan jatuh pada tampah kedua. Di sini pun pakan diperebutkan dan kembali berhamburan. Tetapi karena pakan di tampah kedua hanya merupakan ceceran dari tampah diatasnya, maka yang jatuh ke tampah ketiga pun volumenya terbatas. 
Dengan cara tersebut, pakan yang jatuh dan masuk ke dalam kolam bisa diminimalkan.  Burayak, kebul, putihan atau lele di kolam pembesaran itu akan langsung berebutan setiapkali pakan disajikan. Porsi pemberiannya harus pas. Cara untuk mengukur kebutuhan pakan adalah dengan menaruh pakan sedikit demi sedikit. Kalau pakan yang ditaruh habis, berarti perlu ditaruh sedikit lagi. Demikian seterusnya sampai anak lele atau lele konsumsi di kolam pembesaran itu tidak mau makan lagi. Setelah lele kenyang, maka tempat pakan itu diangkat agar pakan yang tersisa tidak mencemari kolam. Pemberian pakan harus dilakukan sesering mungkin. Dalam sehari, pemberian pakan bisa berlangsung empat sampai lima kali. Keterlambatan pemberian pakan, juga pemberian pakan dengan frekuansi hanya dua sampai tiga kali, akan mengakibatkan sebagian lele mengalami kelambatan pertumbuhan, sementara sebagian lain akan tumbuh dengan sangat pesat. Akibatnya akan terjadi kanibalisme. Lele yang kontet menjadi mangsa lele yang pertumbuhannya sangat pesat. Individu lele yang sering melakukan kanibal, akan tumbuh lebih pesat lagi hingga potensial untuk memangsa teman-temannya lebih banyak lagi. 

Harga dedak halus, saat ini Rp 800,- per kg. (kering). Harga ampas tahu sekitar Rp 150,- (basah). Harga ayam mati Rp 1.000,- per ekor bobot 1,5 kg. kotor atau 0,75 kg.daging.  Menir atau jagung giling Rp 1.500,- per kg. Tepung tapioka Rp 2.000,- per kg. Vitamin-vitamin senilai Rp 50,- per kg. ramuan. Dengan komposisi dedak halus, ampas tahu dan menir 20%, ayam 35% dan tepung tapioka 5%, maka nilai pakan dengan bobot 10 kg adalah Rp 10.900,- atau per kg. basah Rp 1.140,- Biaya produksi (tenaga kerja + bahan bakar) sekitar Rp 200,- per kg. Hingga total nilai pakan Rp 1.340,- bobot basah atau bobot kering Rp 2 000,- Dengan asumsi harga pakan pabrik Rp 2.500,- per kg, maka harga pakan ramuan sendiri ini lebih murah Rp 500,- per kg. Harga lele di tingkat peternak, saat ini Rp 5.500,- dari harga tersebut, peternak mengambil marjin sekitar 20%, hingga harga pokoknya Rp 4.400,- Dari harga pokok tersebut, sekitar 70% atau Rp 3.080,- merupakan nilai pakan.  Harga ini menggunakan patokan perhitungan pakan pabrik dengan bobot 1,232 kg. Apabila menggunakan pakan ramuan sendiri dengan nilai Rp 2.000,-per kg, maka nilai pakan itu hanya Rp 2.464,- Berarti, dari tiap kg. ikan lele yang diproduksi menggunakan pakan ramuan sendiri, peternak memperloleh tambahan marjin Rp 616,- Dengan volume pembesaran lele 10 ton dalam jangka waktu 3 bulan, maka marjin tambahan yang bisa diperoleh peternak dari penggunaan pakan tambahan adalah Rp 6.160.000,-
Perhitungan ramuan pkan dengan konversinya pasti akan sangat bervariasi, tergantung lokasi peternakan dan kejelian peternak untuk memperolehbahan pakan yang berkualitas sama baik tetapi dengan harga yang jauh lebih murah. Kelebihan penggunaan pakan buatan sendiri adalah, peternak bisa mengatur komposisi protein hewani maupun nabatinya, sesuai dengan ketersediaan bahan yang ada. Peternak juga bisa mempertinggi prosentase protein hewaninya agar pertumbuhan lele bisa dipercepat, namun tanpa terlalu besar menambah beban biaya pakan akibat pembengkakan nilai protein hewani terebut. Ini semua memerlukan kejelian yang luarbiasa, hingga keong sawah atau darat, kepompong ulat sutera dan cacing tanah misalnya, akan mampu memperbesar marjin. Pemeliharaan cacing tanah, paling tinggi hanya boleh menghabiskan biaya produksi Rp 2.000 per kg. Ini dimungkinkan sebab komponen pakan cacing adalah limbah organik. Meskipun nilai gizi cacing tanah terlalu tinggi untuk dimanfaatkan bagi pembesaran lele. Cacing tanah lebih cocok untuk pakan pembesaran ikan yang nilai ekonomisnya juga lebih tinggi dari lele



Selasa, 10 April 2012

TIPS MEMBUAT PAKAN TAMBAHAN UNTUK IKAN LELE

Tips membuat pakan tambahan untuk induk lele, peternak lele bisa mencobanya, dgn bahan :
1. Ampas tahu
2. Katul (dedek halus) dari padi
3. Ikan Asin BS(dihaluskan)lebih bagus di rebus
dgn perbandingan 10:5:1 jd setiap 10 kg ampas tahu,+5kg katul,+ 1kg ikan asin bs aduk jd satu, berikan sesuai kebutuhan.

CARA BUDIDAYA LELE DALAM KOLAM



·         Modal awal, kita coba buat 1 kolam ukuran kecil 2m x 3m, gali tanah sedalam 30an cm, tanah galian urug-kan ke sekitar pinggir calon kolam. Selanjutnya yang perlu kita lakukan adalah membeli terpal plastik yang banyak dijual di toko, seharga 50 ribuan, ataupun yang lebih mahal juga bisa, tapi ini kualitasnya sudah cukup bagus. Pasang terpal plastik ke lubang kolam yang telah digali, kedalaman tanah 30 cm, tinggi permukaan tanah (dengan tanah urug sebelumnya) naik kan jadi 20-30 cm lebih tinggi dari tanah sekitarnya. Jadilah kolam kita yang berbiaya murah. Isilah dengan air jernih, biarkan selama 2-3 malam (jangan langsung ditaburi benih). Beri tanam-tanaman air juga bagus, semisal teratai, ganggang air, kangkung, dsb.
·         Berikutnya, tinggal beli benih ikan lele, dengan ukuran sebesar ibu jari orang dewasa, harganya sekitar 100-150 rupiah per ekor. Coba isi kolam tadi dengan 300-400 ekor benih ikan lele. Beli pakan ikan (pelet) lembut, sekitar 5000 rupiah per kg. Sebulan mungkin menghabiskan sekitar 3 kg, Sebagian di atas kolam dibuat atap pelindung, juga bagus. Sebagian terkena cahaya langsung matahari. Kalau ada sisa nasi makan malam/siang, masukkan saja ke kolam, biar nambah-nambah zat makanan. Air kondisikan alami seperti di rawa/sungai, perbanyak tanaman air. Kalau di awal-awal menabur benih, sebagian ikan mati, jangan panik, ambil saja, buang. 3-4 hari berikutnya ikan akan bertahan hidup normal. Nah, tinggal menunggu sekitar 3 bulan, ikan sudah cukp besar untuk bisa dipanen, dijual dengan harga sekitar 1000 rupiah per ekor. Bikin saja tulisan di depan rumah “JUAL IKAN LELE KONSUMSI, SEGAR, GURIH” Kalau tanah cukup luas, berarti bisa bikin 2-3 kolam lagi yang serupa. Pakai terpal plastik juga (hemat biaya pasir dan semen, serta ongkos tukang .



Senin, 09 April 2012

budidaya ikan lele


I. Pendahuluan.
Lele merupakan jenis ikan yang digemari masyarakat, dengan rasa yang lezat, daging empuk, duri teratur dan dapat disajikan dalam berbagai macam menu masakan. dengan prinsip K-3 (Kuantitas, Kualitas dan Kesehatan) membantu petani lele dengan paket produk dan teknologi.

II. Pembenihan Lele.
Adalah budidaya lele untuk menghasilkan benih sampai berukuran tertentu dengan cara mengawinkan induk jantan dan betina pada kolam-kolam khusus pemijahan. Pembenihan lele mempunyai prospek yang bagus dengan tingginya konsumsi lele serta banyaknya usaha pembesaran lele.

III. Sistem Budidaya.
Terdapat 3 sistem pembenihan yang dikenal, yaitu :
1. Sistem Massal. Dilakukan dengan menempatkan lele jantan dan betina dalam satu kolam dengan perbandingan tertentu. Pada sistem ini induk jantan secara leluasa mencari pasangannya untuk diajak kawin dalam sarang pemijahan, sehingga sangat tergantung pada keaktifan induk jantan mencari pasangannya.
2. Sistem Pasangan. Dilakukan dengan menempatkan induk jantan dan betina pada satu kolam khusus. Keberhasilannya ditentukan oleh ketepatan menentukan pasangan yang cocok antara kedua induk.
3. Pembenihan Sistem Suntik (Hyphofisasi).
Dilakukan dengan merangsang lele untuk memijah atau terjadi ovulasi dengan suntikan ekstrak kelenjar Hyphofise, yang terdapat di sebelah bawah otak besar. Untuk keperluan ini harus ada ikan sebagai donor kelenjar Hyphofise yang juga harus dari jenis lele.



IV. Tahap Proses Budidaya.
A. Pembuatan Kolam.
Ada dua macam/tipe kolam, yaitu bak dan kubangan (kolam galian). Pemilihan tipe kolam tersebut sebaiknya disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Secara teknis baik pada tipe bak maupun tipe galian, pembenihan lele harus mempunyai :
Kolam tandon. Mendapatkan masukan air langsung dari luar/sumber air. Berfungsi untuk pengendapan lumpur, persediaan air, dan penumbuhan plankton. Kolam tandon ini merupakan sumber air untuk kolam yang lain.
Kolam pemeliharaan induk. Induk jantan dan bertina selama masa pematangan telur dipelihara pada kolam tersendiri yang sekaligus sebagai tempat pematangan sel telur dan sel sperma.
Kolam Pemijahan. Tempat perkawinan induk jantan dan betina. Pada kolam ini harus tersedia sarang pemijahan dari ijuk, batu bata, bambu dan lain-lain sebagai tempat hubungan induk jantan dan betina.
Kolam Pendederan. Berfungsi untuk membesarkan anakan yang telah menetas dan telah berumur 3-4 hari. Pemindahan dilakukan pada umur tersebut karena anakan mulai memerlukan pakan, yang sebelumnya masih menggunakan cadangan kuning telur induk dalam saluran pencernaannya.

B. Pemilihan Induk
Induk jantan mempunyai tanda :
- tulang kepala berbentuk pipih
- warna lebih gelap
- gerakannya lebih lincah
- perut ramping tidak terlihat lebih besar daripada punggung
- alat kelaminnya berbentuk runcing.
Induk betina bertanda :
- tulang kepala berbentuk cembung
- warna badan lebih cerah
- gerakan lamban
- perut mengembang lebih besar daripada punggung alat kelamin berbentuk bulat.

C. Persiapan Lahan.
Proses pengolahan lahan (pada kolam tanah) meliputi :
- Pengeringan. Untuk membersihkan kolam dan mematikan berbagai bibit penyakit.
- Pengapuran. Dilakukan dengan kapur Dolomit atau Zeolit dosis 60 gr/m2 untuk mengembalikan keasaman tanah dan mematikan bibit penyakit yang tidak mati oleh pengeringan.
- Perlakuan TON (Tambak Organik Nusantara). untuk menetralkan berbagai racun dan gas berbahaya hasil pembusukan bahan organik sisa budidaya sebelumnya dengan dosis 5 botol TON/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100m2. Penambahan pupuk kandang juga dapat dilakukan untuk menambah kesuburan lahan.
- Pemasukan Air. Dilakukan secara bertahap, mula-mula setinggi 30 cm dan dibiarkan selama 3-4 hari untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan alami lele.
Pada tipe kolam berupa bak, persiapan kolam yang dapat dilakukan adalah :
- Pembersihan bak dari kotoran/sisa pembenihan sebelumnya.
- Penjemuran bak agar kering dan bibit penyakit mati. Pemasukan air fapat langsung penuh dan segera diberi perlakuan TON dengan dosis sama

D. Pemijahan.
Pemijahan adalah proses pertemuan induk jantan dan betina untuk mengeluarkan sel telur dan sel sperma. Tanda induk jantan siap kawin yaitu alat kelamin berwarna merah. Induk betina tandanya sel telur berwarna kuning (jika belum matang berwarna hijau). Sel telur yang telah dibuahi menempel pada sarang dan dalam waktu 24 jam akan menetas menjadi anakan lele.

E. Pemindahan.
Cara pemindahan :
- kurangi air di sarang pemijahan sampai tinggi air 10-20 cm.
- siapkan tempat penampungan dengan baskom atau ember yang diisi dengan air di sarang.
- samakan suhu pada kedua kolam
- pindahkan benih dari sarang ke wadah penampungan dengan cawan atau piring.
- pindahkan benih dari penampungan ke kolam pendederan dengan hati-hati pada malam hari, karena masih rentan terhadap tingginya suhu air.

F. Pendederan.
Adalah pembesaran hingga berukuran siap jual, yaitu 5 - 7 cm, 7 - 9 cm dan 9 - 12 cm dengan harga berbeda. Kolam pendederan permukaannya diberi pelindung berupa enceng gondok atau penutup dari plastik untuk menghindari naiknya suhu air yang menyebabkan lele mudah stress. Pemberian pakan mulai dilakukan sejak anakan lele dipindahkan ke kolam pendederan ini.

V. Manajemen Pakan.
Pakan anakan lele berupa :
- pakan alami berupa plankton, jentik-jentik, kutu air dan cacing kecil (paling baik) dikonsumsi pada umur di bawah 3 - 4 hari.
- Pakan buatan untuk umur diatas 3 - 4 hari. Kandungan nutrisi harus tinggi, terutama kadar proteinnya.
- Untuk menambah nutrisi pakan, setiap pemberian pakan buatan dicampur dengan POC NASA dengan dosis 1 - 2 cc/kg pakan (dicampur air secukupnya), untuk meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tubuh karena mengandung berbagai unsur mineral penting, protein dan vitamin dalam jumlah yang optimal.

VI. Manajemen Air.
Ukuran kualitas air dapat dinilai secara fisik :
- air harus bersih
- berwarna hijau cerah
- kecerahan/transparansi sedang (30 - 40 cm).

Ukuran kualitas air secara kimia :
- bebas senyawa beracun seperti amoniak
- mempunyai suhu optimal (22 - 26 0C).

Untuk menjaga kualitas air agar selalu dalam keadaan yang optimal, pemberian pupuk TON sangat diperlukan. TON yang mengandung unsur-unsur mineral penting, lemak, protein, karbohidrat dan asam humat mampu menumbuhkan dan menyuburkan pakan alami yang berupa plankton dan jenis cacing-cacingan, menetralkan senyawa beracun dan menciptakan ekosistem kolam yang seimbang. Perlakuan TON dilakukan pada saat oleh lahan dengan cara dilarutkan dan di siramkan pada permukaan tanah kolam serta pada waktu pemasukan air baru atau sekurang-kurangnya setiap 10 hari sekali. Dosis pemakaian TON adalah 25 g/100m2.

VI. Manajemen Kesehatan.
Pada dasarnya, anakan lele yang dipelihara tidak akan sakit jika mempunyai ketahanan tubuh yang tinggi. Anakan lele menjadi sakit lebih banyak disebabkan oleh kondisi lingkungan (air) yang jelek. Kondisi air yang jelek sangat mendorong tumbuhnya berbagai bibit penyakit baik yang berupa protozoa, jamur, bakteri dan lain-lain. Maka dalam menejemen kesehatan pembenihan lele, yang lebih penting dilakukan adalah penjagaan kondisi air dan pemberian nutrisi yang tinggi. Dalam kedua hal itulah, peranan TON dan POC NASA sangat besar. Namun apabila anakan lele terlanjur terserang penyakit, dianjurkan untuk melakukan pengobatan yang sesuai. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh infeksi protozoa, bakteri dan jamur dapat diobati dengan formalin, larutan PK (Kalium Permanganat) atau garam dapur. Penggunaan obat tersebut haruslah hati-hati dan dosis yang digunakan juga harus sesuai.



Sumber: kube sugih mandiri
url : http://sugihmandiri.blogspot.co.id



0 Response to "Cara Budidaya / Ternak Burung Kenari"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel